tag:blogger.com,1999:blog-78932240026880940122024-03-20T01:13:10.134-07:00The Awesomeness of PopokmanEneg ya baca judul blognya? Sama, gue juga.@popokmanhttp://www.blogger.com/profile/02242783970269637237noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-7893224002688094012.post-37553692365316813722012-10-21T04:46:00.000-07:002012-10-21T04:46:10.099-07:00Jenis-Jenis Pengguna Jalan<br />
<div style="text-align: justify;">
Duh, ternyata udah lama banget gue nggak update. Nah, sekarang gue mau ngeblog soal tipe pengguna jalan ah. Mari disimak..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
* * *</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz1wvrNwMrds44MI8dHRvqibRGUig0Jsr6vLyoggeLo66Pz08eB0kf4w5Mu284z4eTiWgV-TXhS8xhT_0IATLNPn9YEkfuf-KWgWQqmraDdwtHDIEmfENPCI5bYFaN2WShGv23-JjNOXY/s1600/traffic.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz1wvrNwMrds44MI8dHRvqibRGUig0Jsr6vLyoggeLo66Pz08eB0kf4w5Mu284z4eTiWgV-TXhS8xhT_0IATLNPn9YEkfuf-KWgWQqmraDdwtHDIEmfENPCI5bYFaN2WShGv23-JjNOXY/s320/traffic.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jalanan adalah tempat di mana banyak banget orang-orang berkumpul setiap harinya. Dan ada banyak bermacam-macam jenis mereka, ada yang baik, ada yang kurang baik, ada yang jahat, ada yang suka ngupil pas lampur merah, dan terakhir, ada juga yang jomblo. Nah, berikut adalah jenis-jenis orang yang umum kita temukan di jalanan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">1. Pengguna Jalan yang Baik dan Patut Dicontoh</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah jenis pengemudi yang selalu menaati peraturan lalu lintas yang ada. Mereka selalu berhenti ketika lampu merah, bergerak maju ketika lampu menunjukkan warna hijau, dan bersikap hati-hati ketika lampu menunjukkan warna kuning. Mereka juga akan bersikap ekstra hati-hati ketika <span style="font-style: italic;">traffic light</span> mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika jalanan macet, mereka tidak akan klakson-klaksonin pengendara lain di depannya. Kalau ada pengemis atau pengamen, mereka akan memberikan recehan. Tiap ada tukang bakpao, mereka akan beli dengan senang hati. Nah, jenis seperti ini yang bisa membuat jalanan terasa lebih menyenangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">2. Pengguna Jalan yang Maniak Klakson</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah jenis orang yang punya motto hidup “apapun masalahnya, selesaikan dengan klakson”. Ketika macet, mereka dengan senang hati akan memencet klaksonnya berkali-kali entah demi tujuan apa. Mereka tidak peduli apa kata orang, karena mereka tipe yang cuek dan tidak bertanggun jawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ada yang teriak marah, mereka akan memencet klaksonnya lagi. Ini adalah jenis pengguna jalan yang cukup dibenci orang. Mereka biasanya juga jomblo seumur hidup karena terlalu sering disumpahin orang-orang yang mereka klaksonin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">3. Pengguna Jalan yang Berobesesi Jadi Pembalap</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis ini selalu berdiri paling depan ketika <span style="font-style: italic;">traffic light</span> menunjukkan warna merah. Detik hitungan mundur <span style="font-style: italic;">traffic light</span> juga selalu dianggap sebagai hitung mundur balapan di sirkuit oleh pengendara jenis yang satu ini. Maka nggak heran ketika lampu mendadak hijau, mereka akan balap-balapan melintasi jalanan yang ramai.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis ini biasanya dibenci orang-orang karena selain membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga membahayakan orang lain. Mereka biasanya sering ditemukan trek-trekan ketika malam minggu di jalan-jalan besar pinggir kota. Mungkin itu salah satu bukti kalau banyak dari mereka adalah spesies jomblo, karena malem minggu bukannya pacaran malah balap-balapan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">4. Pengguna Jalan yang Ugal-ugalan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah pengguna jalan yang sangat dibenci oleh pengguna jalan yang lain. Mereka suka nyerempet sana nyerempet sini, melanggar rambu jalan atau malah menerobos lampu merah sambil balapan. Jenis yang satu ini biasanya juga gemar klaksonin orang-orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hampir semua kecelakaan yang terjadi di jalanan diakibatkan oleh jenis pengguna jalan yang seperti ini. Mereka cenderung tidak peduli pada keselamatan dirinya apalagi orang lain. Jenis yang seperti ini baiknya dikasih kendaraan berupa sepeda roda tiga seperti punya sinchan biar jalanan bisa jadi lebih aman. Jenis pengendara seperti ini nggak gue sarankan untuk dijadikan pacar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">5. Pengguna Jalan yang Selalu Nebeng</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nggak peduli entah itu naik mobil, motor atau sepeda, jenis yang satu ini akan selalu nebeng dengan orang lain. Mereka bisa dengan mudah ditandai dengan sikapnya yang suka pura-pura baik waktu ada maunya. Jenis yang seperti ini juga tidak cocok dijadikan pacar, karena mereka senang berpura-pura waktu lagi butuh aja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keberadaan mereka bisa dengan mudah ditandai ketika jam pulang kampus ataupun kantor. Mereka akan menyebar di sekitar parkiran dan kadang malah menyamar sebagai tukang parkir, lalu menyergap masuk ke kendaraan kita ketika kita lengah. Waspadalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, dari semua tipe di atas, kamu yang jenis yang mana nih? Hayoloh.. Ngaku! :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-size: x-small;">Foto dari <a href="http://farm3.static.flickr.com/2261/2439545780_d1078e3698.jpg">sini</a>.</span></i></div>
@popokmanhttp://www.blogger.com/profile/02242783970269637237noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7893224002688094012.post-12155282378942327212012-09-14T09:22:00.000-07:002012-09-14T09:28:40.039-07:00Teaser @StoryOfPopokman<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sekarang, gue sedang berhadap-hadapan dengan dua orang pria besar
bertampang bengis khas preman pasar brewokan yang berpakaian ketat. Saking ketatnya kaos yang dikenakan, gue bahkan bisa melihat pentil mereka dari jarah dua puluh meter dengan sebelah mata.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selain berpakaian ketat, mereka berdua juga mengenakan topeng berupa <i>stocking</i> hitam bolong-bolong tipis sambil serempak memasang kuda-kuda ala Bruce Lee gagal setelah menyadari kehadiran gue di depan mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari gelagat dan kostumnya, gue
yakin kalau keduanya adalah perampok yang sedang beraksi. Ditambah lagi, kedua
perampok ini membawa senjata api berupa revolver berwarna emas mengilap di
masing-masing tangan mereka. Jadi jelas banget kalo mereka berdua bukan
kondektur metromini ataupun sekretaris koperasi simpan pinjam yang sedang nyasar ke rumah orang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan saat ini, kedua senjata api yang mereka pegang itu sedang
diarahkan tepat ke wajah gue yang baru saja memergoki mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Mau apa lo?!” Kata salah seorang perampok yang berperut
gendut. Demi mendukung temannya, perampok satunya lagi, yang berkepala botak, mulai mengacung-acungkan pistolnya buat nakut-nakutin
gue.<br />
<br />
"Mending lo pergi aja. Kita nggak mau ada yang terluka!"</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Tembak aja. Tembak...” Gue nyengir dan mulai
berjalan ke depan, ke arah dua perampok yang mulai tampak kebingungan ini. “Gue hitung sampe tiga ya.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kedua perampok lihat-lihatan dengan penuh arti. Sekilas gue mendapati keduanya tambah kebingungan. "Jangan nantangain! Maju selangkah lagi, Gue tembak!” perampok yang
botak berteriak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gue nggak pedulikan apa kata mereka, gue tetap maju ke depan selangkah demi selangkah dan memulai hitungan mundurnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Satu..”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kedua perampok terlihat makin kebingungan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Dua..”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perampok yang gendut kembali berteriak mengancam, “Maju
selangkah lagi, Gue beneran tembak!”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Tiga..” gue maju selangkah lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
DOR! DOR! DOR!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan mereka kedua perampok kini sudah terikat di salah satu pohon
beringin. Tepat di sebelah saptic tank bocor yang siang ini sedang harum-harumnya.</div>
@popokmanhttp://www.blogger.com/profile/02242783970269637237noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7893224002688094012.post-86772553550990199812012-07-29T06:02:00.003-07:002012-07-29T06:36:29.021-07:00Sebuah Kesempatan<span style="background-color: white; text-align: justify;">Stasiun kereta sedang sepi hari itu. Hari minggu yang hampir
berakhir sepertinya telah berhasil memaksa banyak orang untuk tetap berada di
rumah, beristirahat sepuas-puasnya, sebelum akhirnya berkutat kembali dengan kejamnya
ibu kota.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSKp-lncWfcFgXIqyetfxJ2AHt9h9DrD6ZdBddNdJIER66r9S_MSN2yGAKo4MQP6fmj-DWsYpV2r7e_qTm67nnGvlXTBIzg7Z_OERUz8-6u-LdnVGzQUWdM-X7Lz7k8EioskOLu07u6o0/s1600/station.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSKp-lncWfcFgXIqyetfxJ2AHt9h9DrD6ZdBddNdJIER66r9S_MSN2yGAKo4MQP6fmj-DWsYpV2r7e_qTm67nnGvlXTBIzg7Z_OERUz8-6u-LdnVGzQUWdM-X7Lz7k8EioskOLu07u6o0/s320/station.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>pict taken from <a href="http://www.op-reis.com/albums/antwerpen/fotos/antwerpen-station02.jpg">here</a></i></div>
<br />
Aku sedang duduk di sebuah kursi yang terbuat dari batang
besi mengkilap sambil memegang cangkir plastik berisi kopi yang telah dingin
dengan tangan gemetar. Entah sudah berapa puluh kali aku memalingkan kepala ke
kanan dan kiri, mencoba mencari tanda-tanda kedatangannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tak lama kemudian, pelan-pelan kudapati dirinya berjalan
mendekat sambil menunduk dan bersenandung pelan. Aku mendapati rambut ikalnya
semakin panjang dan lebih mengkilap sekarang, sejak terakhir kali kami bertemu
tepat sebulan yang lalu di sebuah cafe bernuansa kelam di tengah kota. Wajahnya
yang cantik juga sekarang terlihat semakin cantik dengan tidak manusiawi. Iya,
memang akan selalu ada alasan untuk bisa mengagumi fisiknya yang hampir
sempurna. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sampai di dekatku, tanpa mengatakan apa-apa, dia lalu duduk
di spasi kosong yang ada di sebelahku. Jaket beludru panjang berwarna coklat
yang dia kenakan, terjurai halus hingga menutupi sepasang kaki jenjangnya yang
mulus hingga ke paha.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku lalu mengamatinya. Mengamati dirinya seolah-olah bocah
kecil yang baru pertama kali melihat mainan mahal yang dia dapatkan dengan penuh
kekaguman, dengan penuh kasih sayang yang teramat besar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Kenapa kamu melihat seperti itu?” tiba-tiba dia melirikku
melalui ujung matanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum. Bersyukur.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebuah kereta listrik lewat melintasi rel-rel baja yang
berada di depan kami dengan sangat cepat. Suaranya yang bising terdengar
seperti orkes tukang besi yang memukul drum dengan asal-asalan, namun tetap terasa penuh
harmoni. Dan entah bagaimana caranya, suara itu terdengar nyaman di telingaku
yang cukup akrab dengan keheningan beberapa tahun ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
“Bagaimana kabar dia?” Aku membuka suara, memulai
percakapan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada tarikan nafas lumayan panjang sebelum dia menjawab, “tumben
kamu nanyain dia? Dia baik-baik aja.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
“Dia tahu kamu datang menemuiku?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Tidak. Dia tidak harus tahu. Lagipula aku cuma sebentar.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Sebentar? Kamu mau ke mana lagi? Aku sudah menunggu tiga
jam lebih di sini.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perempuan itu lalu menatap wajahku untuk pertama kalinya
sore itu, “sejak kapan kamu mau peduli dengan apa yang aku lakukan? Lagipula,
aku tidak pernah meminta kamu untuk menunggu.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lalu seketika ada semacam tamparan kuat dari tangan raksasa
mabuk yang aku rasakan di dalam hati. <span style="background-color: white;">“Aku selalu peduli pada kamu. Selalu. Dan aku tahu kamu juga
demikian, makanya kamu datang sekarang.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Jangan sok tahu.” Jawabnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Aku selalu tahu.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Lalu ke mana aja kamu waktu dulu aku sedang butuh-butuhnya!?
Ke mana?! Jawab!” <span style="background-color: white;">Lagi, emosi menguasai wajah cantik di hadapanku ini. Matanya
pun terlihat mulai basah, seperti biasa, seperti tiap kali kami berbicara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya. Aku tahu, menjawab
itu tidak akan membuatnya merasa lebih baik. Mungkin ini hukuman yang harus aku
terima atas salah yang pernah aku perbuat di waktu sebelum ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Diam, diam, diam, diam dan diam! Selalu diam! Sampai kapan
kamu mau diam seperti itu?!” Teriaknya dengan penuh emosi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Teriakannya kali ini mampu menarik perhatian sepasang abege
yang sedang duduk berduaan tidak jauh dari kami. Aku tahu, saat ini mereka
sedang menajamkan pendengaran dan mencoba menyimak diam-diam apa yang sedang
kami bicarakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
“Kamu bertanya sampai kapan? Sampai kamu mau mengerti, kalau
aku ini bernafas untukmu. Bertahan hidup demi kamu. Jadi kumohon tetaplah di
sini, dan mulai menerimaku.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Tidak!” Dia mulai terisak.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Aku tidak pernah memaksa kamu untuk melakukan apapun, aku
hanya ingin kamu mengerti, dan mulai menerima keberadaanku lagi.” Sambungku dengan
tangan gemetar. Cangkir plastik yang tadi kugenggam kini telah berada di lantai
dan menumpahkan semua isinya. Berantakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Diam!”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Bukannya kamu yang minta aku untuk berbicara? Ini aku
bicara. Ini aku katakan apa adanya.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Wajahnya memerah. Scraft yang dia pakai untuk melindungi
lehernya dari dingin, kini sudah basah oleh air mata. Mulutnya terbuka setengah,
namun tak ada kata-kata yang keluar dari sana. Hanya suara isak pelan yang coba
dia tahan sejak tadi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Katakan apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus berdarah
untukmu? Mengorbankan nyawaku? Katakan. Apapun itu.. asal kamu mau mulai mencoba
menerimaku.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kali ini dia terisak lebih dalam. Badannya menunduk, memeluk
kakinya yang dia angkat ke atas kursi. Aku membiarkannya menangis. Membiarkan dia
mulai akrab dengan kenyataan, sambil diam-diam berharap kalau akhirnya dia mau
mencoba menerima semuanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebuah kereta listrik melintas cepat dari arah kota. Suara bising
itu kembali terdengar. Kebisingan sesaat yang terasa lama dan memaksa aku dan
dia untuk diam dan berpikir kembali tentang hitamnya waktu sebelum ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Kenapa kamu harus datang, setelah aku pikir kamu sudah
pergi?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Karena selamanya kita tidak akan pernah bisa terpisahkan.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Nggak! Selama ini aku bisa tanpa kamu. Seharusnya setelah
ini aku juga bisa tanpa keberadaan kamu. Aku dan dia bisa hidup tanpa kamu!”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Tapi aku yang tidak bisa hidup tanpa kamu lagi.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dia terdiam kembali.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Aku bernafas untukmu. Dan biar waktu yang memisahkan kita. Biarkan
waktu yang melakukan itu untuk kita. Bukan kamu, dia, atau aku. Atau siapapun.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dia masih diam.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Cobalah mengerti.. karena selamanya rasa ini takkan
berhenti.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Aku lalu memeluknya erat. Dan berharap semoga ini bisa
mencairkan semua kebekukan dan melunasi rindu yang sudah sangat besar di antara
kami berdua. Dia pun menangis lebih dalam, dan membalas pelukanku dengan lebih
erat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku merasa kembali hidup.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan aku tahu kau juga merasakan hal yang sama di sana, di
balik pilar-pilar raksasa penyangga langit-langit bangunan ini. Aku tahu kau
sedang menangis karena dulu pernah memisahkan kami berdua. Aku tahu kau
melakukan itu karena kesalahan besarku yang dulu, yang meninggalkanmu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi aku juga tahu betapa bahagianya kau menyaksikan dua
orang yang paling kau sayangi ini sedang berpelukan untuk pertama kali. Aku-<i>suamimu,</i> dan dia-<i>putri kecilmu yang kini sudah secantik kamu.</i><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjosrei0I1lW4VmjZtvSzBKo3gcUOP7COSVMxMPwrttBlAYqZrYtgrgzRMEi7GCWm46tLN9bKtzASUN1ecwJZyPN0rLKMGKDc2CbZWlHGK_GUeoJYVWcN8FOAPijQdL8SV5rwQWfw-wQkE/s1600/father_and_daughter_by_shadowtears832-d3dlvrj%5B1%5D.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjosrei0I1lW4VmjZtvSzBKo3gcUOP7COSVMxMPwrttBlAYqZrYtgrgzRMEi7GCWm46tLN9bKtzASUN1ecwJZyPN0rLKMGKDc2CbZWlHGK_GUeoJYVWcN8FOAPijQdL8SV5rwQWfw-wQkE/s320/father_and_daughter_by_shadowtears832-d3dlvrj%5B1%5D.jpg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">pict taken from <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPZ4i5s-ra7kNv9YW5ODetiEIJpqtConym6izJ0LZ2N2y27TreE4DUowZSBnCo0wZswdI5mVBR-thTAZFEeH7cAUQ3Q1LB5cg80aYdAX2Z-AugyqdKVG-cxJ36VlMGKc47pueD09p3sXs/s1600/father_and_daughter_by_shadowtears832-d3dlvrj%5B1%5D.jpg">here</a></span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><b>cerita pendek ini terinspirasi dari lagu Peterpan - cobalah Mengerti</b></i></div>@popokmanhttp://www.blogger.com/profile/02242783970269637237noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7893224002688094012.post-71392788803958374212012-07-10T04:56:00.001-07:002012-07-10T05:23:50.157-07:00Jakarta Berharap<div style="text-align: justify;">
Gue benci jerawat di hidung. Tapi lebih dari itu, gue lebih benci sama kemacetan yang nggak kelar-kelar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Gue benci bau kentut. Tapi lebih dari itu, gue lebih benci sama polusi yang makin parah dari hari ke hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Gue benci kalo ngobrol sama orang yang suka muncrat-muncrat. Tapi lebih dari itu, gue lebih benci banjir yang terjadi dari tahun ke tahun di kota ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Gue benci sama beberapa orang mantan. Tapi lebih dari itu, gue lebih benci sama ormas-ormas bayaran yang mengatas-namakan agama atau golongan tertentu untuk berbuat seenaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizhCjWWbIxaefrxVcB7P1yQ41DnD8fJxCaYNblhPb00TyIWr5TsmgkORfDQ_SZT5qK3Kd4yc1PjMvSiY3_n1AEmMFpf7xti_t2xwDuVE3ruB94Q-cVHXN0HHp9GMYZeqxIQ1-YXitAH-Y/s1600/antaranews.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizhCjWWbIxaefrxVcB7P1yQ41DnD8fJxCaYNblhPb00TyIWr5TsmgkORfDQ_SZT5qK3Kd4yc1PjMvSiY3_n1AEmMFpf7xti_t2xwDuVE3ruB94Q-cVHXN0HHp9GMYZeqxIQ1-YXitAH-Y/s400/antaranews.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>pict from antaranews.com</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besok, 11 Juli 2012, adalah hari di mana seluruh manusia yang telah memegang KTP Jakarta, menunaikan tugasnya untuk memilih pemimpin mereka untuk lima tahun ke depan di TPS-TPS yang sudah anteng berdiri di sudut-sudut tempat tinggal kita.<br />
Mulai dari pemuda, pemudi, om-om, tante-tante, kakek-kakek, nenek-nenek, bahkan mamah-mamah muda, baik yang udah <i>move on</i> ataupun belum, baik yang jarang mandi ataupun tidak, diharapkan menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin yang dikehendakinya, yang pas di hati masing-masing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada enam pasang calon gubernur dan wakilnya yang bisa dipilih. Mereka masing-masing punya janji-janji dan jargon kampanye masing-masing, selain itu mereka juga punya cara-cara dan strategi sendiri buat meraup calon pemilih. Ada yang turun ke <i>grass-roots</i>, ada yang giat di <i>social media</i>, adapula yang memaksimalkan kader dari partai pendukungnya. Gosipnya juga ada yang minta restu sama dukun dan paranormal.<br />
<br />
Gue curiga, ini mau nyalonin jadi gubernur apa mau guna-gunain mantan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lanjut.. Berbagai macam janji-janji manis nggak lupa diberikan kepada calon pemilih. Mulai dari janji menguraikan macet, menuntaskan banjir, membenahi birokrasi, membangun infrastruktur yang layak dan lain sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Yep. Para cagub dan cawagub di masa kampanyenya ini memang nggak lebih seperti orang-orang yang naksir kita di masa PDKT. Beginilah, begitulah, janjiin inilah, janjiin itulah. Dan semua memang terlihat hebat dan terlihat benar. Nggak peduli apapun masa lalu mereka. Nggak peduli apapun latar belakang mereka. Cagub dan cawagub layaknya seorang <i>player</i> handal yang jago nyepik buat menyakinkan buruannya. Dan kadang mereka melakukan segala cara dan upaya. Ada yang baik, ada juga yang curang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun nggak peduli seberapa besarpun rasa tidak percaya kita pada mereka, kita tetap harus memilih. Memilih yang paling baik, yang punya kemungkinan paling besar buat nggak ngecewain kita, yang pada akhirnya bisa bikin kita bahagia. </div>
<div style="text-align: justify;">
Namun ketika pilihan kita akhirnya salah, kita harus ingat, politisi busuk dan pacar brengsek itu memang selalu ada di mana-mana, di kota ataupun di desa. Mereka tersebar secara merata kayak penyebaran orang galau di musim penghujan. Tapi kalau ternyata kenyataan itu muncul setelah kita sudah memilih yang terbaik, ya mungkin memang kita aja yang sial kali ini dan pilihan kita yang memang nggak bener.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gue sebagai pendatang dari daerah, pengen banget lihat ini Jakarta bisa jadi kota yang lebih pantas untuk ditinggali. Yang bebas dari macet dan banjir, bisa terlepas dari polusi yang kebablasan, dan bisa memberi kehidupan yang layak bagi siapapun yang bernaung di bawah langitnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gue juga pengen lihat lebih banyak senyum keluar dari masing-masing bibir kita ketika berada di jalanan, lebih banyak sapaan ramah tanpa harus saling mencurigai, lebih banyak kata maaf dan terima kasih ketika berinteraksi antar sesama. Seperti yang sering diajarkan di buku PPKn atau PMP jaman SD dulu. Toleransi, tenggang rasa, gorong royong dan bla bla.</div>
<div style="text-align: justify;">
Juga satu lagi, gue berharap uang kos bisa diturunin siapapun gubernurnya (kemudian digebuk Ibu kos).<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Well.. Cakep kan yak kalo begitu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lepas dari siapapun pemimpin yang akhirnya terpilih nanti, berhasil atau tidaknya Jakarta ini tergantung kita-kita juga yang hidup di dalamnya. Kalau karakter rakyatnya masih kayak sekarang ini, gue yakin Jakarta bisa jadi kota yang lebih layak sekitar 3500 tahun lagi.<br />
<br />
Oke, itu barusan lebay. Tapi ya emang sih, baik atau nggaknya Jakarta ke depan, itu lebih tergantung pada kita sebagai penghuninya, dan tidak sepenuhnya pada si pemimpin yang terpilih nanti. Iya nggak? (nyengir)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi besok pagi, gunakan hak pilih yang kamu punya. Saran gue jangan dateng subuh-subuh, karena TPS-nya pasti belom buka. Jangan lupa juga untuk berdoa dan ikut berusaha membangun Jakarta siapapun pemimpinnya.<br />
<br />
Semoga kota kita ini bisa jadi tempat yang lebih baik dan nyaman untuk kita tinggali bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>@popokmanhttp://www.blogger.com/profile/02242783970269637237noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7893224002688094012.post-79640749662735278942012-07-07T13:01:00.003-07:002012-07-07T23:30:50.009-07:00Setelah Enam Tahun<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari yang lalu, gue tanpa sengaja terlibat percakapan singkat dengan seorang mas-mas di sebuah warung padang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ceritanya kita berdua ini sedang menunggu dilayani oleh uda-uda warung padang tersebut. Well, kalimat barusan memang terdengar aneh kalo lo mulai membayangkan si uda-uda tersebut bergaya seperti olga dan memakai pakaian suster dengan belahan rok sepaha. Bukan seperti itu, ini kita cuma sedang nunggu dilayani pesanan makan siang. Oke sip?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena bosen nunggu, akhirnya gue iseng ngajak ngobrol mas-mas yang duduk di meja sebelah gue. Mas-mas itu brewokan, kurus dan memakai kacamata berwarna merah.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lagi ngapain, mas?" kata gue membuka percakapan sambil nyengir-nyengir.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Mas-mas yang mungkin berumur sekitar 30 tahunan itu, pelan-pelan memalingkan wajahnya dan menatap gue tanpa ekspresi. Detik selanjutnya baru gue sadari kalau ternyata mas-mas ini punya kumis dan bulu hidung yang menyatu perlahan. Rasanya gue pengen tepok tangan karena takjub, tapi nggak jadi karena takut digebuk pake kaleng krupuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
"Mau makan." Jawabnya singkat. Dia lalu sibuk mengetik sesuatu di blackberry-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oh.." Gue menjawab pelan. "Hari ini rame ya yang makan siang, mas?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya dia memalingkan wajahnya ke gue dan kembali menjawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya, rame."<br />
<br />
"Kok bisa ya, mas?"<br />
<br />
"Saya nggak tau."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin buat dia sekarang, gue dan pertanyaan-pertanyaan gue yang nggak penting tadi udah jauh lebih ngeselin daripada babi-babi ijo yang ada di angry bird.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu tepat sebelum gue kembali mengajak mas-mas itu ngobrol, datanglah seorang bapak-bapak berpakaian necis yang memakai gelang emas. Badannya sedikit bongsor dan berperut buncit. Sekilas tampilannya mirip debt collector yang susah buang air besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia lalu duduk di kursi yang ada di depan mas-mas yang tadi. Dan tanpa aba-aba, si mas-mas itu berbisik dengan suara yang rada kuat (bingung kan lo ngebayanginnya gimana? ya pokoknya gitu deh ye) kepadanya. Karena suaranya rada kuat, jadi gue bisa dengar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Itu lho mas. Cowok yang godain aku daritadi, yang aku bilang di BBM tadi." Kata si mas-mas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oh, itu orangnya?" jawab si bapak-bapak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kampret.<br />
<br />
Double kampret.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara naluriah, gue pun langsung mengambil hape dan mulai pura-pura nelepon pacar, tepat sebelum itu bapak-bapak ngeliatin gue dengan tatapan tukang tagihya. Gue nggak ngerti mereka punya hubungan apa, tapi dituduh ngegoda mas-mas brewokan itu rasanya sangat menyakitkan buat gue. Rasanya lebih menyakitkan daripada dituduh nyuri sendal pas jumatan. Dan gue nggak ngegodain dia, gue cuma ngajak ngobrol woy! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demi menyelamatkan diri, gue lalu berjalan ke depan warung padang dan kabur secepat kilat buat balik ke kosan. Gue nggak mau masuk koran lampu merah dengan headline 'seorang pengangguran digebukin <i>debt collector</i> karena kedapatan menggoda seorang mas-mas yang kegeeran'.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Well..<br />
<br />
Setelah kejadian itu gue pun sadar kalo ternyata gue sering bener mengalami kejadian abusrd kayak gini. Dan udah cukup lama pula gue nggak menuangkannya ke dalam sebuah blog. Kayak yang sering dulu gue lakukan.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya saat ini gue udah punya beberapa blog (yang nggak keurus dan passwordnya lupa) yang hampir kesemuanya berisi tentang tulisan2 fiksi atau puisi2an. Tapi nggak ada yang ceritain tentang kehidupan gue sendiri. Terakhir kali gue ngeblog soal keajdian sehari2 tuh tahun 2006 yang lalu, jaman gue masih polos-polosnya dan baru sekali diselingkuhin (abaikan info barusan).<br />
<br />
Yep, udah enam tahun yang lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Makanya, sekarang gue kangen banget untuk berbagi cerita lagi, berbagi tentang kehidupan gue sehari-hari, gue kangen mempelakukan blog sebagai diary gue lagi. Gue kangen berinteraksi dengan orang-orang yang demen bacain postingan ngawur di blog gue.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan mudah-mudahan ke depannya ada yang mau nyimak posting-postingan gue yang nggak penting-penting amat di sini, di blog sederhana ini.<br />
<br />
Mudah-mudahan juga blog ini bisa diupdate dengan rutin, nggak seperti nasib para pendahulunya yang sudah nggak terurus lagi. Layaknya istri pertama yang nggak terlihat menarik karena males cukur dan gemar memanjangkan bulu hidung (abaikan lagi ini).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya gitu aja. Mohon doa restunya. Semoga blog ini membawa berkah. Semoga yang baca post ini dari awal sampe abis dimurahkan rejekinya. Amin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhKHSUnbgE76SQ_KVKkbOBt-k1RnOQNerNoZGyNuJutvw0L08CcRVH5cmonYAGSE4W3MDn-GbIEZ3z1VObunGx-Djg4UtFlGvEvtGnBhctgUaVFPst87HzXLSDUpP1WrLke4oxQ0XfjTg/s1600/avarampa.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhKHSUnbgE76SQ_KVKkbOBt-k1RnOQNerNoZGyNuJutvw0L08CcRVH5cmonYAGSE4W3MDn-GbIEZ3z1VObunGx-Djg4UtFlGvEvtGnBhctgUaVFPst87HzXLSDUpP1WrLke4oxQ0XfjTg/s1600/avarampa.png" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yeay!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Smell you later, people!</div>
</div>@popokmanhttp://www.blogger.com/profile/02242783970269637237noreply@blogger.com10