Sabtu, 07 Juli 2012

Setelah Enam Tahun

Beberapa hari yang lalu, gue tanpa sengaja terlibat percakapan singkat dengan seorang mas-mas di sebuah warung padang.

Ceritanya kita berdua ini sedang menunggu dilayani oleh uda-uda warung padang tersebut. Well, kalimat barusan memang terdengar aneh kalo lo mulai membayangkan si uda-uda tersebut bergaya seperti olga dan memakai pakaian suster dengan belahan rok sepaha. Bukan seperti itu, ini kita cuma sedang nunggu dilayani pesanan makan siang. Oke sip?

Karena bosen nunggu, akhirnya gue iseng ngajak ngobrol mas-mas yang duduk di meja sebelah gue. Mas-mas itu brewokan, kurus dan memakai kacamata berwarna merah.

"Lagi ngapain, mas?" kata gue membuka percakapan sambil nyengir-nyengir.

Mas-mas yang mungkin berumur sekitar 30 tahunan itu, pelan-pelan memalingkan wajahnya dan menatap gue tanpa ekspresi. Detik selanjutnya baru gue sadari kalau ternyata mas-mas ini punya kumis dan bulu hidung yang menyatu perlahan. Rasanya gue pengen tepok tangan karena takjub, tapi nggak jadi karena takut digebuk pake kaleng krupuk.

"Mau makan." Jawabnya singkat. Dia lalu sibuk mengetik sesuatu di blackberry-nya.

"Oh.." Gue menjawab pelan. "Hari ini rame ya yang makan siang, mas?"

Ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya dia memalingkan wajahnya ke gue dan kembali menjawab.

"Iya, rame."

"Kok bisa ya, mas?"

"Saya nggak tau."

Mungkin buat dia sekarang, gue dan pertanyaan-pertanyaan gue yang nggak penting tadi udah jauh lebih ngeselin daripada babi-babi ijo yang ada di angry bird.

Lalu tepat sebelum gue kembali mengajak mas-mas itu ngobrol, datanglah seorang bapak-bapak berpakaian necis yang memakai gelang emas. Badannya sedikit bongsor dan berperut buncit. Sekilas tampilannya mirip debt collector yang susah buang air besar.

Dia lalu duduk di kursi yang ada di depan mas-mas yang tadi. Dan tanpa aba-aba, si mas-mas itu berbisik dengan suara yang rada kuat (bingung kan lo ngebayanginnya gimana? ya pokoknya gitu deh ye) kepadanya. Karena suaranya rada kuat, jadi gue bisa dengar.

"Itu lho mas. Cowok yang godain aku daritadi, yang aku bilang di BBM tadi." Kata si mas-mas.

"Oh, itu orangnya?" jawab si bapak-bapak.

...

...

...

Kampret.

Double kampret.

Secara naluriah, gue pun langsung mengambil hape dan mulai pura-pura nelepon pacar, tepat sebelum itu bapak-bapak ngeliatin gue dengan tatapan tukang tagihya. Gue nggak ngerti mereka punya hubungan apa, tapi dituduh ngegoda mas-mas brewokan itu rasanya sangat menyakitkan buat gue. Rasanya lebih menyakitkan daripada dituduh nyuri sendal pas jumatan. Dan gue nggak ngegodain dia, gue cuma ngajak ngobrol woy! 

Demi menyelamatkan diri, gue lalu berjalan ke depan warung padang dan kabur secepat kilat buat balik ke kosan. Gue nggak mau masuk koran lampu merah dengan headline 'seorang pengangguran digebukin debt collector karena kedapatan menggoda seorang mas-mas yang kegeeran'.


Well..

Setelah kejadian itu gue pun sadar kalo ternyata gue sering bener mengalami kejadian abusrd kayak gini. Dan udah cukup lama pula gue nggak menuangkannya ke dalam sebuah blog. Kayak yang sering dulu gue lakukan.

Sebenarnya saat ini gue udah punya beberapa blog (yang nggak keurus dan passwordnya lupa) yang hampir kesemuanya berisi tentang tulisan2 fiksi atau puisi2an. Tapi nggak ada yang ceritain tentang kehidupan gue sendiri. Terakhir kali gue ngeblog soal keajdian sehari2 tuh tahun 2006 yang lalu, jaman gue masih polos-polosnya dan baru sekali diselingkuhin (abaikan info barusan).

Yep, udah enam tahun yang lalu.

Makanya, sekarang gue kangen banget untuk berbagi cerita lagi, berbagi tentang kehidupan gue sehari-hari, gue kangen mempelakukan blog sebagai diary gue lagi. Gue kangen berinteraksi dengan orang-orang yang demen bacain postingan ngawur di blog gue.
Dan mudah-mudahan ke depannya ada yang mau nyimak posting-postingan gue yang nggak penting-penting amat di sini, di blog sederhana ini.

Mudah-mudahan juga blog ini bisa diupdate dengan rutin, nggak seperti nasib para pendahulunya yang sudah nggak terurus lagi. Layaknya istri pertama yang nggak terlihat menarik karena males cukur dan gemar memanjangkan bulu hidung (abaikan lagi ini).

Ya gitu aja. Mohon doa restunya. Semoga blog ini membawa berkah. Semoga yang baca post ini dari awal sampe abis dimurahkan rejekinya. Amin.





Yeay!

Smell you later, people!

10 komentar:

  1. amiiinnn..
    ayo ngeblog lg om popok :)

    ku menunggu postinganmu ;)

    BalasHapus
  2. ahhah bikin ngakak postingan lo...wkwkwk
    emang maho edah ada dimana mana

    BalasHapus
  3. selamat datang (kembali) setelah hiatus selama 6 tahun :)

    semoga kali ini bisa keurus ya blognya dan bisa sharing banyak hal absurd lainnya. Excited!

    dan hati2 di jalan kalo ketemu mas-mas yang-kumis-dan-bulu-hidungnya-menyatu
    :D

    BalasHapus
  4. iya nih. sempet mikir juga sebelum baca sampe akhir dengan #facepalm-nya gue, blognya popok udah berapa tuh? masa' iya tiap blog postnya cuma 1 doank. gue aja sebenarnya lupa sama blog-blognya popok, yang gue inget itu pas cerita wawancara popokman penyelamat emak-emak sama reporter (apa gue lupa judul sama ceritanya).

    BalasHapus
  5. wuhuu om pok ngegodain orang kayak gitu, hahahaa XD
    salam kenal ya om Pok, semoga ga hiatus lagi blognya :D

    BalasHapus
  6. Popokman ini nyata ga sih? Maksud gw orgnya gitu sekali" avanya make popok dong biar lucu haha xD
    Cerita menarik gw antusias bacany dan sama gw jg gitu selalu lupa ma passny dan sudahlah (˘̩̩̩⌣˘̩̩̩)

    BalasHapus
  7. Oh, blog yang surat itu ada di mana wan? #keder

    BalasHapus